Jumat, 13 November 2009

Persaingan antara perusahaan Microsoft dengan Adobe

Persaingan antara Adobe dan Microsoft telah terjadi sejak lama. Namun kedua perusahaan itu menghindari konfrontasi terbuka. Dengan software media masing-masing, mereka menguasai pasar bisnis berbeda.

Flash adalah nama produk saingan buatan Adobe. Pemimpin pasar ini menandingi serangan tersebut dengan media player anyar yang memiliki fungsi penyimpanan film dan tambahan lainnya.

Sementara itu, Adobe dengan produk Flash Player karyanya berkonsentrasi pada bidang animasi web dan dalam situs berupa streaming video terintegrasi. Sementara itu, Microsoft dengan Media Player lebih berfokus ke bisnis download file multimedia. Lengkap sudah persaingan produk keduanya. Kemampuan yang tidak dimiliki satu perusahaan, diraih oleh perusahaan lainnya.

Tetapi kini keduanya ingin lebih unggul daripada sebelumnya. Dalam ledakan bisnis iklan online, teknologi menjadi makin menarik, di mana konten video langsung dapat diintegrasikan ke situs. Saat ini Adobe dengan produk Flash jelas lebih di depan. Seperti pada film Harry Potter, Flash menghadirkan gerakan ke dalam situs berita. Seperti juga SPIEGEL ONLINE, di dalanya makin banyak diintegrasikan video situs berita langsung ke dalam artikel-artikelnya. Diperkirakan konten media lain juga mengalami hal yang sama.

Hal semacam itu belum bisa dilakukan Microsoft. Siapa saja yang mengklik situs media Microsoft, konten yang dimaksud masih terintegrasi dalam web browser yang terdapat pada situs khusus atau langsung dapat dilihat dan didengar di media player. Silverlight yang telah dirilis akan mengubah semua hal tersebut. Rancangan operasi fitur Windows Vista (dan semua program turunannya) mengalami perluasan, meliputi kompatibelitas dengan web browser ternama dan juga dengan Mac OS X.

Satu kesalahan sepertinya tidak akan diulangi oleh Microsoft, yakni menjadikan Silverlight sebagai komponen integral operating system-nya. Taktik semacam itu beberapa waktu lalu menimbulkan konflik perusahaan ini dengan pejabat kartel.

Berdasarkan penjelasan manager Forest Key pada MSNBC (situs pemberitaan ini 18 % sahamnya milik Microsoft), Microsoft tengah memproduksi konten video Web, penentuan software anyar yang akan digulirkan, dan penyediaan download kepada user-nya.

Flash Dapat Melakukan Lebih

Dalam keadaan panik tidak akan ada yang dapat melupakan Adobe. Flash adalah standar penentu. Selanjutnya Adobe juga makin meningkatkan kemampuan format ini. Selain itu spesialis format khusus ini (PDF berasal dari bengkel yang sama) sepertinya mencari konfrontasi terbuka. Flash akan makin memiliki banyak kemampuan dan difasilitasi juga dengan media player tersendiri yang kelak akan menjadi saingan MS Media Player, iTune, atau WinAmp.

Karena semua produk itu sedikit banyak memiliki kemampuan setara, yakni memutar, mengorganisasi file media, melakukan streaming, pembuatan ke bentuk CD, dan pengubahan format file, Adobe tetap setingkat di atas. Adobe Media Player menyertakan fungsi dan penyimpanan video web.

Di era keemasan, YouTube telah muncul dengan pengguliran kartu remi yang juga bukan menjadi hal baru. Terdapat banyak program yang menyebabkan video streaming ikut terkikis. Dalam hal ini, developer-nya ingin mendapatkan keuntungan karena Adobe akan mendistribusikan player tersebut secara gratis.


Bagi penyedia konten, program tersebut cukup menarik karena memperluas jangkauan kemampuan format Flash. Inovasi baru lainnya adalah kemampuan dan pengintegrasian interaksi dalam film web. Hal itu jangkauannya mulai dari pemutaran video hingga kemungkinan pemesanan belanja online. Hal seperti ini menjadi mimpi bagi pengiklan online dan media pemberitaan, yang dalam kultur on-demand tengah berkembang mencari kemungkinan pembiayaan ulang.

Karena perubahan fitur Flash Video berlangsung secara besar-besaran, user akan mengalami pengalaman tidak hanya dapat menyimpan film, tetapi juga mengirimnya ke ponsel dan melihatnya dalam bentuk gambar utuh. Bagi pengiklan dan perusahaan media, yang lebih menarik adalah software Digital Rights Management (DRM). Software ini tidak hanya dapat menayangkan iklan. Videonya juga beragam, yakni dengan aksi klik ke iklan terkait. Selain itu DRM menjamin, film tidak akan disalahgunakan pihak asing. Penyedia dapat menentukan bagaimana pengubahan film dan menampilkannya dalam konteks lain atau tidak.

Selanjutnya Silverlight buatan Microsoft dan software Player milik Adobes juga memiliki kemungkinan pengintegrasian informasi aktual dalam streaming yang tengah berlangsung. Contohnya Liga Bola Basket terkenal berencana mengintegrasikan Silverlight Microsoft sehingga tetap menyuguhkan berita pertandingan terbaru dalam transmisi streaming. Wall Street Journal" memberitakan, Adobe kini menjalin kemitraan dengan eBay yang akan menyediakan software berbasis peranti anyar Adobe, sehingga memungkinkan lelang yang cukup dinamis.

Sementara format Adobe juga terpisah dari browser Web. Platform pemrograman Media Player bernama "Apollo" mengkombinasikan media player mandiri dengan kemungkinan pemutaran konten web. Apollo dapat dimanfaatkan sebagai operating system mini berbasis web dengan jangkauan serupa platform. Seperti pada Java, hal itu memberikan kesempatan pemrograman aplikasi yang mampu dijalankan pada semua platform operating system. Menurut pihak Adobe, jenis program aplikasi ini memiliki performa yang lebih baik.

Jika semua kalangan tetap menahan semua janjinya, dalam beberapa bulan mendatang akan terlihat. Adobe memperkenalkan produk anyar dalam kesempatan keynote konferensinya akhir minggu ini, tetapi tidak melakukan penambahan tawaran berarti selain screenshot dan sejumlah fitur. Microsoft juga melakukan penambahan. Silverlight akan tersedia dalam versi awal bagi pengembang aplikasi berupa download, versi bagi enduser akan digulirkan minggu selanjutnya.

0 komentar:

Posting Komentar